Jalan-Jalan ke Lombok

Setelah menikah, saya dan istri memutuskan untuk pergi jalan-jalan sekitar dua minggu dengan pemikiran nanti kita akan tinggal pisah kota dulu untuk sementara waktu. Namanya juga pengantin baru, bersemangat sekali memilih lokasi yang ingin didatangi. Setelah menimbang-nimbang, kita memutuskan untuk pergi ke Lombok dan Bali Smile

Pantai Selong Belanak

Hari pertama kunjungan ke Lombok, kita ambil pesawat pagi dari Pekanbaru, jam 6.25. Pesawat lalu transit di Jakarta, dan berangkat ke Lombok pukul 12.00.  Sesampainya di Lombok, kita sudah dijemput mobil jemputan untuk pergi ke daerah Selong Belanak. Selong Belanak adalah pantai yang masih sepi di daerah selatan Pulau Lombok, deket Pantai Kuta dan Tanjung Aan yang sudah lebih duluan terkenal itu.

Di Selong Belanak, kita akan menginap di Sempiak Villa (http://www.sempiakvillas.com/), komplek villa yang dimiliki pengusaha asing yang memiliki istri orang Indonesia. Pantai Selong Belanak karena masih sepi, pemandangan pantai-nya jadi terkesan lebih bersih. Dari Villa terlihat langsung bukit di belakang pantai yang membentuk pemandangan pantai dengan air yang biru sekali. Tentu saja pemandangan matahari terbenam adalah hal yang tidak boleh dilewatkan disini.

IMG_0057IMG_0067

Setelah menikmati pemandangan sunset yang indah tersebut, kita bersiap untuk makan malam di tepi pantai. Romantic dinner istilahnya. Saya sudah sempat baca-baca pengalaman pasangan yang pernah menginap disini sebelumnya. Katanya, jangan lewatkan makan malam di tepi pantai dengan suasana romantis ala Sempiak Villa.

IMG_0095

Dan ternyata memang benar. Saya tidak kepikiran bahwa set makan malamnya akan dihias sedemikian rupa. Begitu kami sampai dekat lokasi, sudah terlihat hiasan lilin yang memandu kami ke area meja kursi yang sudah disiapkan. Tidak jauh dari kursi tersebut, ada dua kursi malas yang disediakan jika kita ingin bersantai terlebih dahulu melihat pemandangan pantai dan api unggun di tepi yang sudah dinyalakan. Luar biasa pikir saya. Untuk menu makan malam, diberikan set dinner layaknya di restoran, yang terdiri dari makanan pembuka, penutup dan dessert. Makanannya tentu saja enak, ditambah dengan suasana yang remang-remang dan hembusan angin serta debur ombak menambah keromantisan suasana malam itu. Pengalalaman baru bagi saya menikmati dinner on the beach.

Besok paginya, kita coba jalan-jalan ke area pantai tersebut untuk melihat pemandangan, bermain air dan tentu saja mengambil beberapa foto. Berbeda dari pantai-pantai di Bali yang relatif lebih rame, disini suasanya tenang sekali, berasa pantai milik sendiri.

IMG_0175

IMG_0180

IMG_0262

Sempiak Villa dan kawasan Selong Belanak relatif jarang dikunjungi oleh wisawatan lokal,begitu kata mba Nining, receptionist Villa yang ramah menceritakan tamu-tamu villa tersebut. Benar saja. Saya periksa guest book di sana dan banyak sekali orang Eropa dan Korea yang berkunjung disini dan sedikit juga orang Indonesia. Memang kawasannya yang cukup jauh dari tempat keramaian seperti pub atau restaurant membuatnya tidak cocok bagi wisawatan yang senang hiburan. Bagi Anda yang mencari pilihan makanan kuliner, bukan disini tempatnya. Hanya ada satu restoran milik Villa, yaitu Laut Biru dan jika anda malas kemana-mana, hanya restoran itu lah pilihan anda satu-satunya. Suasana disini justru tenang dan cocok bagi orang yang ingin menikmati waktu yang berjalan pelan-pelan. Saya membayangkan penulis novel atau pekerjaan yang membutuhkan inspirasi dan ketenangan akan sangat cocok untuk tinggal disini beberapa waktu mendapatkan kearifan lokal dan suasana Selong Belanak. Tentu saja kawasan ini cocok sekali bagi pasangan bulan madu yang ingin menikmati suasana berdua saja tanpa banyak gangguan dan keramaian Smile.

Gili Trawangan

Puas berlibur di daerah Selong Belanak, tujuan berikutnya adalah 3 Gili di utara pulau Lombok, yaitu Gili Trawangan, Gili Meno dan Gili Air. Dari Selong Belanak kita diantar transportasi dari Villa menuju pelabuhan Bangsal. Perjalanan dari selatan ke pelabuhan memakan waktu hampir 3 jam lamanya. Sekitar pukul 2 siang kita sampai di Bangsal dan bersiap untuk menyeberang ke Gili Trawangan.

Untuk menyebrang kita memiliki beberapa alternatif. Bisa menggunakan kapal cepat (fast boat) dan kapal motor. Tentu saja dari sisi biaya berbeda juga. Kami membeli tiket kapal motor, hanya sekitar 30 ribu untuk dua orang. Murah meriah. Bagi Anda yang mabuk laut dan butuh perjalanan lebih cepat, mungkin lebih baik ambil kapal cepat. Lalu sedikit saran juga, sebaiknya jangan membawa barang terlalu banyak agar tidak kerepotan pada saat naik-turun kapal motor. Kasihan, kalau istri harus ikutan gotong-gotong koperkan ?

Perjalanan ke Gili Trawangan memakan waktu sekitar 40 menit. Tenang saja, kita tidak akan bosan karena sepanjang perjalanan Anda dapat menikmati banyak pemandangan. Air laut yang beriuh dengan warna biru yang jernih. Pemandangan dari jauh Gunung Rinjani yang megah. Biasanya, jika menuju Gili Trawangan, kita akan mendapati banyak sekali turis luar yang menuju ke pulau tersebut. Ya, 3 Gili merupakan salah satu tujuan wisata yang memang cukup digandrungi wisawatan asing. Mungkin karena lokasinya yang terpencil, suasanya yang bebas kendaraan bermotor dan tentu saja : pantai, bar dan restoran. Ditambak lagi Gili-gili ini dapat dicapai hanya 2 jam perjalanan dari Bali, atau penerbangan langsung ke Lombok disambung perjalanan darat 1,5 jam. Sampai di Trawangan, kami bergegas menuju penginapan untuk menyimpan barang-barang. Pilihan menginap di Trawngan jatuh di Villa Ombak (http://www.hotelombak.com/) selama dua malam.

IMG_0267

Selesai menaruh barang, kita jalan-jalan di sepanjang pantai sambil mencari makan sore. Suasana Trawangan jauh berbeda dengan Selong Belanak. Disini sangat ramai dengan orang lalu lalang, ada yang menggunakan Cidomo, ada yang menggunakan sepeda dan banyak juga yang berjalan kaki. Uniknya trawangan memang, di daerah ini tidak diizinkan sama sekali penggunaan kendaraan bermotor, membuat udara disini dijamin bersih. Di tengah area Trawangan, terdapat pasar malam yang ramai sekali dikunjungi wisatawan. Menarik sekali melihat banyak wisatawan asing dengan penuh semangat mencoba berbagai kuliner seperti ikan bakar, dan panganan-panganan yang mungkin di negaranya tidak tersedia. Malam ini kami tidak banyak beraktivitas untuk persiapan besok snorkling.

Kegiatan snorking di Gili Trawangan merupakan menu wajib bagi wisatawan. Di sepanjang area pantai Barat, berjejer kios-kios penjual tiket snorkling  yang bisa anda beli dengan harga Rp 100.000-120.000 untuk yang publik. Publik disini maksudnya bercampur dengan orang lain. Bisa juga snorkling privat,misalnya Anda hanya ingin berdua saja dengan pasangan, namun dipastikan harganya melambung jauh ke angka Rp 1jt. Kami memilih paket publik sehingga bergabung dengan kelompok wisatawan lain-nya. Setelah saya perhatikan dari sekitar 30 orang di dalam satu kapal, hanya saya dan istri yang asli Indonesia. Sisanya ada yang beraksen Australia, Inggris dan dan tentu saja Singlish yang paling mudah dikenali.

WP_20140410_12_35_15_ProWP_20140410_12_36_18_ProWP_20140410_12_36_48_Pro

Kegiatan snorkling dilakukan di tiga tempat di sekitar perairan 3 Gili. Lautnya memang jernih sekali tapi saya tidak terlalu takjub dengan pemandangan bawah lautnya. Ada yang bilang, kalau karang di sekitar Gili sudah mulai rusak. Tapi kalau kita berbicara pemandangan ikan, nah baru lumayan menyegarkan mata. Ikan warna warni melintas kesana kemari ketika kita menyelam. Jangan lupa membawa roti tawar jika Anda memang berniat snorkling disini. Pada titik terakhir, itu adalah tempat yang sangat ramai dengan ikan-ikan. Jika anda memegang roti saja di tangan anda,ikan-ikan akan segera berenang ke arah anda. Selain itu,  Di satu titik snorkling katanya ada beberapa penyu namun sayang saya tidak berhasil melihatnya. Setelah 3 jam lamanya ber-snorkling ria, kita diantar ke Gili Air untuk santap siang. Tentu saja hidangan spesial-nya adalah seafood.

Puas bersnorkling ria, kita diantar pulang kembali ke Gili. Rencana kami hari ini adalah menyewa sepeda lalu bergerak ke sisi barat pulau Trawangan untuk melihat pemandangan matahari terbenam. Perjalanan ke titik sunset point hanya 10 menit saja menggunakan sepeda dengan medan yang tidak terlalu sulit kecuali beberapa gundukan pasir yang memaksa harus kita mendorong sepeda. Di titik sunset kita berfoto-foto sebentar. Setelah berfoto-foto, jiwa ingin tahu menuntun kami terus menyusuri area Barat hingga menemui beberapa properti yang sedang dikembangkan. Kami sempat mampir di properti Aston yang baru saja dibuka hari itu. Lokasinya sih sepi dari keramaian namun persis menghadap pantai. Semburat jingga dari sana sangat indah sekali. Area Barat memang belum terlalu dikembangkan sehingga belum terlalu ramai seperti di area Timur.

IMG_0383

IMG_0405

Puas mengitari sisi Barat Trawangan, perut sudah berbunyi dan itu artinya saat-nya makan. Kita memang sudah mengincar satu tempat makan seafood yang katanya enak di sana, yaitu Scallywag. Sampai disana, kita pesan beberapa hidangan seafood dan mulai santap malam. Memang enak sekali hidangannya dengan bumbunya yang pas. Meskipun cukup menggores isi kantong tapi memang makanannya sangat enak disana. Bagi Anda pecinta seafood mungkin sekali waktu bisa mencoba hidangan laut dan ribs disana.

Pantai Sengigi & Mataram

Setelah dua malam menginap di Trawangan, hari berikutnya adalah kembali ke pulau Lombok. Agenda di Lombok hari pertama adalah berjalan-jalan di sekitar Sengigi dan Mataram. Secara khusus saya menggunakan jasa rental mobil dan tur dari http://www.lombokfriendly.com/. Pemandu wisata yang menemani kami hari ini adalah Pak Azis dan Pak Sabri. Keduanya ramah sekali. Selama di perjalanan beliau berdua tidak ada habisnya menceritakan berbagai hal tentang Lombok, mulai dari asal muasal nama Lombok, makanan-makanan yang enak hingga barang favorit untuk oleh-oleh.

Jalur hari itu adalah mencari oleh-oleh baju dan benda-benda dari Lombok seperti mutiara dan pajangan. Selain mencari oleh-oleh juga kita diantar untuk menikmati kuliner Lombok yang terkenal itu apalagi kalau bukan Ayam Taliwang. Ayam Taliwang adalah resep ayam yang berasal dari desa Taliwang lombok. Ayam-nya cukup pedas dan sesuai dengan selera kami berdua Smile. Hidangan ayam Taliwang di restauran yang saya lupa namanya itu harganya tidak terlalu mahal untuk ukuran liburan, kurang lebih 150++ ribu rupiah. Selewai dari Taliwang kami diantar untuk membeli Sate Rembiga. Mungkin banyak yang belum mengetahui perihal Sate Rembiga ini. Begitu juga dengan saya, baru pertama kalinya mendengar masakan tersebut.

Sate Rembiga, adalah masakan sate yang berasal dari desa Rembiga, Lombok. Ini adalah berbagai aneka sate seperti ayam atau sapi namun daging-daginnya sudah direndam semalaman di dalam bumbu pedas. Harga sate Rembiga sangat ramah sekali, sekitar 15 ribuan saja. Akibat daging yang sudah direndam semalaman itu, untuk memakannya kita tidak memerlukan bumbu tambahan seperti kacang atau kecap. Saya sendiri sangat menikmati cita rasa hidangan sate Rembiga ini karena rasanya yang pedas pedas manis. Ketiga dagingnya kita gigit, seketika itu wangi sambal dan rasa pedas mulai menyerang. Luar biasa Smile.

WP_20140411_14_57_09_Pro

Selesai dari kota Mataram, kami diantar menyusuri daerah Sengigi. Kita berhenti di Malibu I dan Malibu II untuk berfoto-foto sejenak. Malimbu I dan Malimbu II adalah daerah di tepi jalan di area Sengigi yang menjadi tempat favorit masyarakat untuk berkumpul menikmati pemandangan sunset. Selain ke Malimbu kita juga diantar ke Sengigi Art Market untuk melihat lagi jualan khas Lombok. Puas seharian saatnya kembali ke penginapan.

Untuk dua malam di Sengigi, kita akan menginap di Villa The Puncak (http://www.the-puncak.com/). Jujur, waktu istri memberikan informasi mengenai tempat menginap ini saya tidak ada kesan yang apa-apa. Ternyata sang istri dapat referensi dari kakak kelas-nya yang pernah kesana. Mencari lokasinya pun susah-susah gampang. Berbeda dari area penginapan yang berjejer menyusur pantai Sengigi, The Puncak berlokasi di Bukit yang menghadap langsung Sengigi sehingga daerahnya cukup tinggi. Sampai di penginapan, saya pun langsung diam saja dan mengamini pilihan istri saya.

Dari ketinggian, pemandangan pantai Sengigi dari kejauhan benar-benar mempesona. Penginap tersebut hanya memiliki lima kamar, sangat personal sekali. Kebetulan pada saat kami menginap, hanya ada dua kamar yang terisi, membuat privasi-nya menjadi lebih terjaga sekali. Bagi pasangan yang honeymoon atau merayakan ulang tahun pernikahan dan membutuhkan suasana baru di area Sengigi mungkin bisa mencoba menginap disini.

WP_20140412_06_53_05_Pro

IMG_0607IMG_0616

 

Pantai Pink

Hari berikutnya yang menjadi target operasi adalah Pantai Pink. Ini menu pesanan istri yang penasaran sekali dengan Pantai Pink yang sering diliput di acara-acara televisi. Menuju pantai Pink dari Sengigi adalah perjuangan tersendiri. Pantai Pink terletak di lokasi yang bersebrangan, yaitu di timur pulau Lombok. Untuk menuju kesana kita punya dua opsi, opsi 1 menggunakan jalan darat selama 4 jam perjalanan. Atau opsi 2, menggunakan jalan darat 2 jam hingga pelabuhan yang saya lupa namanya disambung dengan jalan laut 45 menit menggunakan kapan motor nelayan.

Dari Pak Sobri dan Pak Azis, kami disarankan menggunakan opsi kedua. Selain karena waktu tempuh lebih pendek jadi tidak perlu melewati jalan hutan yang cukup menguras kesabaran. Memang, untuk menyewa kapan kita dikenai biaya yang sedikit mahal, yaitu 600,000 untuk satu hari tersebut. Tapi apa boleh buat, tidak ada penyewaan lain disekitar sana jadi kita pun ambil paketnya.

Perjalanan ke Pantai Pink dari pelabuhan benar-benar menyegarkan mata kita. Pemandangan air laut yang jernih, pulau-pulau kecil dan burung di udara yang beterbangan asyik sekali. Tentu saja tidak lupa berfoto disini memastikan bahwa pasir pantai Pink memang berwarna merah muda.

IMG_0710IMG_0712IMG_0722IMG_0793IMG_0809

Selain ke Pantai Pink kita juga mengunjungi beberapa titik yang menjadi ‘jualan’nya tur Pantai Pink, yaitu Pantai Sebui, Gili Petelu, Gili Sunut dan Pulau Pasir. Tidak lupa di dekat Gili Petelu kita snorkling untuk menikmati pemandangan bawah laut. Harus saya akui, pemandangan karang di area ini jauh-jauh lebih bagus dibandingkan dengan Trawangan. Warnanya lebih cerah warna-warni dengan ikan-ikan yang beraneka rupa. Selain itu ombaknya tenang sekali jadi kita sangat aman berenang disana. Ditambah dengan hidangan seafood rumahan dan ikan bakar dari pak Nelayan, yang menjadi paket makan siang hari itu benar-benar melengkapi kegiatan hari itu. Paket makan siang tidak termasuk biaya sewa perahu, kita cukup merogoh 65 ribu per orang dan mendapatkan hidangan segar asli tangakapan nelayan.

IMG_0875

IMG_0989IMG_0991

IMG_1017

IMG_1025

IMG_1003IMG_1076

Tur Pantai Pink memang mengasyikkan tanpa terasa waktu sudah semakin sore saja. Selesai bersih-bersih kita kembali pulang ke Sengigi. Di tengah perjalanan, kami diantar membeli satu lagi kuliner khas Lombok yaitu Nasi Balappuyung. Nasi Balappuyung adalah nasi campur dengan sambal tempe,alam suir dan campuran sayuran resep asli dari Desa Puyung. Sekali lagi saya kaget, karena untuk hidangan kuliner khas seperti ini harganya cukup murah, yaitu 15,000 per bungkus-nya. Kita tidak makan di tempat, jadi nanti akan dimakan di tempat menginap. Hari ini cukup melelahkan sebenarnya tapi sangat-sangat menyenangkan. Kamipun istirahat karena besok hari kita akan melanjutkan perjalanan ke pulau Bali.

05.04.14–Akad & Resepsi

Ayah saya, malam tanggal 4 April sudah berpesan, “Santai saja, tidak perlu grogi”. Anehnya, memang saya tidak merasa grogi sama sekali. Padahal, esoknya, tanggal 5 April 2014 saya akan melangsungkan acara akad dan resepsi pernikahan, salah satu milestone besar dalam hidup setiap orang, katanya.

Bahkan, satu hari menjelang hari H saya masih sempat berjalan-jalan bersama teman-teman kantor yang menyempatkan diri untuk hadir. Pagi-nya saya jemput anak-anak di bandara, berbarengan dengan beberapa teman calon istri dari FKG UI yang kebetulan juga hadir. Berhubung di Pekanbaru, kita tidak terlalu punya banyak pilihan, maka pagi itu saya ajak mereka sarapan di Kimteng, tempat sarapan yang sangat populer di kota ini. Siangnya saja ajak mereka ke tempat makan yang juga cukup ternama, Pondok Patin. Disini adalah tempat makan populer yang terkenal dengan hidangan patin asam pedas-nya. Sore-nya saya antar mereka makan baso populer di daerah JL Bintara,untuk lanjut ke hidangan durian pada malamnya.

Akad Nikah

Pagi tanggal 05 April, saya bangun jam setengah enam, sholat subuh lalu duduk sebentar di dekat kamar untuk menyadari, hari ini akan melaksanakan salah satu momen bersejarah dalam hidup saya. Acara akan dilaksanakan mulai jam 8 pagi di pool side hotel Aryaduta. Hantaran sudah siap dibawa. Saya baru sadar, ternyata hiasan dan dekorasi oleh toko Maharku tampak sangat menarik dan indah.

Belum lagi jam 8 pagi, cuaca kota Pekanbaru masih sedikit hujan rintik. Saya optimis saja bahwa sebentar lagi hujan akan berhenti. Ternyata benar, hujan kemudian tak lama berhenti namun atas perintah dari WO, rombongan mempelai pria belum disarankan untuk menuju hotel. Ternyata di hotel masih ada persiapan yang dilakukan. Sembari menunggu perintah jalan, saya pun mengambil foto-foto bersama seluruh keluarga.

Suharto's Brothers

Suharto’s Brothers

Suharto Family

Kira-kira jam 9 kurang 15 akhirnya WO memberikan komando untuk datang ke Aryaduta. Kami pun langsung bergegas. Karena jarak tempuh yang cukup pendek, hanya perlu 10 menit saja dari rumah menuju hotel. Sampai di lobi, kita turun dan mulai berbaris. Masih belum deg-deg-an, masih santai saja rasanya. Selagi berbaris saya sudah dapat melihat beberapa teman malah sudah duluan hadir di lokasi. Ada Tito, Upan dan Obi yang sudah siap dengan smartphone-nya masing-masing. Alih-alih grogi saya malah senyam-senyum saja.

Setelah prosesi hantaran selesai, saya dipersilahkan duduk di kursi utama, bersama ayah iiR, saksi-saksi dan petugas KUA. Setelah pembacaan syarat nikah, acara ijab qabul, bagian paling penting, dilaksanakan. Dimulai dengan bagian ayah iiR, dilanjutkan dengan bagian saya. Alhamdulillah berlangsung lancar, tidak grogi dan tidak diulang. Setelah selesai ijab qabul dan pembacaan doa, pengantin wanita dipersilahkan memasuki venue. iiR turun didampingi oleh tante dan teteh-nya, menggunakan gaun kebaya aksen sunda berwarna putih gading. Dalam hati berkata , “ Wah, cantik bener istri saya (..sudah jadi istri ceritanya..)”.

Setelah mempelai wanita datang, dilakukan penandatanganan buku nikah, penyematan cincin dan dilanjutkan dengan prosesi sungkeman. Prosesi sungkeman adalah momen mengharukan dimana kami bersalaman dengan keempat orang tua. Suasana yang haru biru sekali.

Setelah prosesi sungkeman selesai, acara resmi selesai. Para hadirin dapat menikmati hidangan yang disediakan dan berfoto-foto. Untuk melihat sekilas pelaksanaan acara akad nikah bisa dinikmati disini. Senang rasanya di hari yang berbahagia ini, keluarga dan teman-teman dekat bisa hadir meski dari tempat yang jauh. Tidak hanya keluarga yang di Pekanbaru, ada keluarga yang datang dari Padang, dari Tangerang, Jakarta, dari Bandung serta teman-teman yang datang dari luar kota. Bahagia sekali rasanya, momen berharga ini dapat disaksikan oleh orang-orang yang selama ini sudah mejadi bagian hidup kita. Dan menurut penuturan teman saya, sepanjang pagi itu saya tidak berhenti untuk tersenyum. Pastinya Smile

Selain video diatas, saya juga dibuatkan oleh om @andriyadi , satu page khusus di jepret.me/IirPujaWedding, sehingga setiap post di instagram yang menggunakan tagar #IIrPujaWedding akan otomatis tampil di halaman tersebut. Terima kasih om Andri.

DSC_3522DSC_3605DSC_3710

DSC_3755DSC_3760DSC_3768

Resepsi Pernikahan

Setelah akad nikah, resepsi akan dilangsungkan pada hari yang sama di lokasi yang sama pukul 7 hingga 10 malam. Sembari menunggu hingga sore hari, saya dan istri (..ceile…) beristirahat di kamar yang telah disediakan hotel dengan dekorasi pengantin dan wedding cake. Agak canggung juga rasanya, boleh sekamar sama iiR sekarang. Awal-awal aja sih canggungnya..haha.

Nah, Untuk acara resepsi kami akan menggunakan aksen Minang. iiR akan menggunakan gaun kebaya berwarna ungu dengan sunting minang modern. Jika pagi-nya iiR terlihat ayu gadis-gadis ala Sunda, malamnya ia tampil sangat wah dan elegan. Sekitar pukul 8 malam, prosesi memasuki venue acara dilangsungkan. Saya dan iiR, dibelakangnya keempat orang tua kami,lalu keluarga memasuki tempat acara, berjalan di atas karpet bunga menuju tempat bersanding. Diawali dengan tari persembahan, dan dilanjutkan dengan iringan musik akustik, kami pun mulai duduk dan bersalaman dengan para tamu undangan.

Undangan yang hadir cukup ramai. Sambil ada yang menikmati hidangan, sambil ada juga yang mulai maju untuk bersalaman. Beberapa tamu juga ada yang berfoto bersama. Ditengah-tengah acara, musik berhenti sejenak lalu MC acara mewawancarai untuk membuat suasana menjadi lebih gembira. Mulai ditanyakan sejarah pertama kali bertemu, lalu hingga perasaan malam tersebut. Lalu acara dilanjutkan dengan salam-salaman lagi, foto-foto. Salam-salam lagi, lalu foto-foto. Acara malam itu diakhiri dengan berfoto bersama keluarga besar. Rasanya pegel juga, berdiri beberapa jam tapi mudah terlupakan dengan perasaan senang, melihat kebahagaiaan di dalam ruangan, bertemu dan diberikan selamat oleh teman-teman, keluarga dan semua undangan. Acara yang direncanakan berakhir pukul 10 ternyata molor satu jam menjadi pukul 11.

RPA_2124DSC_3959DSC_3961

DSC_3963DSC_3975DSC_3977DSC_4029DSC_4042DSC_4057RPA_2219

Ucapan Terima Kasih

Tentunya keseluruhan acara tidak akan berlangsung dengan baik tanpa dukungan oleh pelaksana acara, khususnya vendor-vendor yang sudah bekerja sebaik mungkin untuk acara pernikahan kami. Ada kekurangan pada beberapa hal, tapi saya sendiri sudah tidak ambil pusing. Fokus saya adalah hari ini dapat berlangsung dengan baik. Terima kasih atas kerja sama dan profesionalisme yang ditunjukkan.

Dan kepada para keluarga yang sudah menyempatkan hadir, turut mendoakan, membantu menyukseskan acara. Ada Om saya yang sedang bekerja di Makasar, menyempatkan hadir demi ingin mengantarkan keponakannya yang akan menikah. Dan tentu saja kedua orang tua kami, yang dengan sabar memandu kami berdua hingga pada masa sekarang ini.

Dan tentu saja ke pada teman-teman kami, teman-teman yang sudah bersusah payah untuk hadir di acara pernikahan kami. Secara khusus saya ingin mengucapkan terima kasih kepada teman-teman kantor Radya Labs, yang sudah hadir , lengkap juga ya semua yang di Bandung dan Jakarta, datang semuanya  ada Afi,Cale,Apip,Ucup,Indra, Desfri, Tito + Shendy. Teman-teman Informatika 06 Upan,Adit, Obi yang jauh-jauh dari Makasar, Dea yang sudah hadir dari Singapura, Lalu teman-teman FKG UI iiR, Listya,Astri dan Jessica yang masih sempat hadir dari Jakarta. Teman-teman SMAN8 yang hadir cukup banyak juga,terima kasih semuanya, Gandi, Abrar, ,Ilham yang datang dari Jakarta khusus untuk acara ini, Yani yang datang dari Solo, Meta,Uul,Uca, dan semuanya yang tidak bisa disebutkan satu per satu. Teman-teman kumpul bareng sejak dulu hingga sekarang yang menyempatkan untuk hadir, Dicko, Asep, Citra, Ayu, Sandy yang akhirnya dapat izin juga dari suami dari Jakarta, Mimi yang kudu bawa Zara-nya dari Jakarta dan Renny yang hadir langsung dari Bandung.

Dan seluruh teman-teman yang tidak bisa hadir secara langsung, karena memang tempat acara-nya yang jauh. Terima kasih ucapan selamat dan doa-nya. Mohon maaf karena tidak ada acara lagi di Bandung seperti yang diharapkan Smile ataupun livestreaming seperti yg ditunggu teman-teman di luar negeri, Fabul, Andru, Nadhira namun tetap bisa hadir secara virtual via skype. Nerd sekali.

Dokumentasi lebih lengkap dapat dilihat di : https://www.facebook.com/poedja/media_set?set=a.10152156676824531.763394530&type=3

PS : Foto dokumentasi oleh AkhmadMaxi

05.04.04–Persiapan

Saya dan @irrrlanda cukup sering bercanda ketika ngobrol-ngobrol bahwa kata #Akhirnya akan dijadikan tagar resmi pada hari pernikahan kami. Meskipun akhirnya rencana tagar tersebut tidak jadi kami lakukan. Namun hal yang paling penting dan saya yakin telah jadi salah satu momen bersama dalam hidup kami adalah pernikahan kami yang dilaksanakan pada tanggal 05 April 2014. #Akhirnyaa…Alhamdulillah.

Pemilihan tanggal 05 April bukanlah tanpa alasan. 05 April adalah tanggal jadian kami sepuluh tahun yang lalu. Ya, sepuluh tahun Smile. Jadi setiap limaapril biasanya kita rayakan secara kecil-kecilan dengan tukar kado atau makan bersama. Nah, tepat 10 tahun kemudian, kita merayakan dengan melangsungkan akad dan resepsi pernikahan. Akad dan resepsi ini tepat terjadi, setelah satu tahun sebelumnya, 05 April 2013, saya mengajak iiR untuk menikah.

Khusus untuk ‘lamaran’ ini, saya tidak mengadakan seremonial khusus. Menyiapkan surprise yang gimana-gimana. Nggak terlalu. Saya ajak iiR untuk makan malam bersama. Hari itu khusus saya langsung terbang dari Bandung untuk menyampaikan maksud dan tujuan. Untuk keperluan ini, saya membuat sebuah aplikasi di Windows Phone, yang mana jika iiR melihat melalui kamera phone tsb, sebuah kotak cincin akan terlihat ada di atas tangan saya. Aplikasi ini menggunakan teknik augmented reality, sehingga jika mendeteksi warna kulit, akan memunculkan kotak cincin. Tentu saja jika iiR melihat tanpa melalui smartphone tsb, kotak cincin tersebut akan hilang. Ya, disitu trik-nya. Setelah beberapa kali ia melihat melalui dan tanpa smartphone, akhirnya kotak cincin itu benar-benar berwujud fisik di atas tangan saya. Dari situ berlanjut ke pembicaraan yang serius untuk rencana kami.

Selang beberapa bulan, beberapa hari setelah Idul Fitri, saya dan keluarga berkunjung ke rumah iiR untuk silaturahmi dan membicarakan hal terkait pernikahan. Tepat tanggal 3 November 2013, saya dan perwakilan keluarga secara resmi melamar iiR. Acaranya berlangsung sederhana, dihadiri oleh keluarga inti. Pertama sekali om saya mewakili keluarga menyampaikan secara resmi maksud kedatangan keluarga. Kami disambut baik oleh keluarga iiR dan disepakati bahwa akad dan resepsi akan dilangsungkan pada 05 April 2014.

Ternyata yang namanya urusan pernikahan, jika kita cukup detail, banyak hal-hal yang harus disiapkan. Terutama, jika kita menginginkan momen sekali seumur hidup ini berlangsung sesuai dengan keinginan kita. Berbeda dari kebiasaan dimana biasanya untuk acara pernikahan dilakukan pembentukan panitia acara, iiR punya pemikiran berbeda karena menginginkan seluruh hal kita urus berdua. Berikut daftar vendor yang kita gunakan untuk kelangsungan acara pernikahan kami.

Selama persiapan, memang iiR yang lebih banyak mengurus ini itu. Saya pun cenderung mengikuti terutama kalau sudah urusan dekorasi, tema dan desain pakaian. Saya hanya kebagian mengurusi undangan, musik dan persiapan honeymoon. Sebelum menikah juga untuk keperluan kesehatan,masing-masing kita melakukan cek kesehatan di kota masing-masing. Saya di Bandung, di RS Sentosa dan iiR di Pekanbaru di RS Awal Bros. Alhamdulillah tidak ada hambatan yang cukup berarti. Cerita Hari-H akan saya ceritakan di tulisan selanjutnya.

PS : Untuk yang ingin minta no kontak masing-masing vendor bisa PM saya langsung ya.