Working with XAML Workshop in Maranatha University

This is very rare occasion. My friend, Mr Risal, a lecturer from Maranatha University invited me to deliver 3-hours workshop for his students. Advance programming students have learn about building windows phone application. Now it’s time for them to get how-to and tips to build great user interface using XAML Technology.

I explained XAML and its usage,especially one I used in practical implementation in actual project. They’ve learned about all the controls. I completed their knowledge about using style & resource in XAML, re-templating control and build user control.

In 2nd session, I taught about data binding, and blendability concept to help them working in team more efficient then before.

Here is my slide http://www.slideshare.net/poedja/working-with-xaml. It contains more demos than explanation.

Masalah dengan Software Manajemen Proyek

pm-basecamp
Tampilan Basecamp, project management tools dari 37signals

Ini “adalah” sesuatu yang mudah diperdebatkan : Apakah Project Management Software bermanfaat ?

Kita menyadari, bahwa otak manusia memiliki keterbatasan dalam hal kapasitas penyimpanan. Saya belum pernah lihat ada orang yang ingat semua hal tentang apa yang akan dilakukannya. Hal ini menyebabkan perusahaan besar hingga individu pada satu titik pasti merasakan perlunya untuk mencatat hal-hal yang akan dilakukan.  Dalam bentuk paling sederhana dilakukan dengan membuat sebuah daftar pekerjaan. Untuk itu, banyak aplikasi GTD (get things done) yang dapat digunakan. Wunderlist, Swipe dan Ta-Da adalah tiga dari banyak aplikasi yang dapat digunakan untuk keperluan to-do list. Bahkan layanan Evernote, Google Docs atau OneNote yang sejatinya bukan diutamakan untuk mencatat to-do list juga bisa digunakan untuk kegiatan serupa. Aplikasi editor teks seperti Notepad-pun bisa digunakan.

pm-trello
Trello, yang lebih visual, hasil karya Fog Creek Software besutan Joel Spolsky

Sampai pada suatu ketika, dalam melakukan pekerjaan tersebut, ternyata dibutuhkan kolaborasi dari beberapa orang. Suatu pekerjaan, dibagi menjadi lebih kecil sehingga dapat dikerjakan oleh banyak orang dalam waktu bersamaan dalam upaya mencapai hasil yang baik dalam waktu yang lebih cepat. Hadirlah berbagai macam software manajemen proyek. Mulai dari keluaran vendor besar seperti Microsoft Project, hingga beberapa layanan yang sangat akrab digunakan oleh startup seperti Asana, Basecamp atau Trello. Apakah software tersebut berguna ? Software mana yang lebih baik ? Apakah Basecamp lebih efektif dari Asana ? Apakah Trello lebih visual sehingga membuat segala sesuatu-nya lebih mudah ?

pm-asana
Asana, hasil karya Dustin Moskovits cs, ya dia adalah co-founder Facebook

Di Radya Labs, mobile software company yang ikut saya dirikan, kami sudah mencoba Asana, Basecamp dan Trello untuk melakukan manajemen pekerjaan yang dilakukan di perusahaan. Awalnya kami menggunakan Asana. Berikutnya Trello. Dan sekarang Basecamp. Kesimpulannya ? Software apapun yang digunakan, tidak akan berguna jika tidak disiplin digunakan untuk memasukkan daftar pekerjaan baru, memantau pekerjaan yang sedang dikerjakan, memantau item yang sudah selesai dan mangement task lainnya. Ketiga software itu malah menjadi ‘hambatan’ jika tidak digunakan secara maksimal, tidak disiplin dalam memperbarui informasi di dalamnya.

Disinilah letak masalahnya. Seberapa rajin kita mengupdate informasi di dalam software tersebut. Seberapa disiplin semua orang menggunakan software tersebut. Dan Seberapa sering semua orang memeriksa item pekerjaan yang terkait dengan dirinya melalui software tersebut. Bukan software-nya tidak berguna. Bukan software-nya yang tidak bermanfaat. Tapi kita yang tidak disiplin dalam menggunakannya.

Perusahaan perlu memberikan suatu standard, sehingga seluruh orang di dalamnya memahami bagimana kakas itu digunakan untuk menunjang operasional perusahaan. Bagaimanapun juga, kakas akan menjadi tidak berguna jika tidak DIGUNAKAN. It is very obvious. Lebih lanjut lagi, kakas akan menjadi lebih tidak berguna jika digunakan dengan cara yang salah.

Saya melihat rekan saya Aqsath, menggunakan Asana di NoLimit sejak 2011. Saya melihat rekan saya Adam, menggunakan Trello di Arsanesia sejak 2012 akhir. Dan kami sendiri menggunakan Basecamp sejak awal 2013. Rekan saya yang dulu bekerja di perusahaan software terkemuka malah menggunakan Excel sebagai kakas manajemen proyek-nya. Dan salah satu lead developer di perusahaan pencariaan dan perbandingan jasa travel pun masih menggunakan post-it yang ditempel secara manual untuk memantau pekerjaan yang akan dilakukan. Sejauh ini yang saya tahu, kakas tersebut sangat membantu operasional perusahaan masing-masing.

Kamipun masih terus belajar memanfaatkan Basecamp untuk menjadi kakas utama manajemen proyek di Radya Labs. Basecamp adalah situs pertama yang saya buka setiap hari ketika sesampainya di kantor. Basecamp juga menjadi situs yang saya review setiap akan pulang dari kantor. Mungkin lain waktu kami bisa share bagaimana Basecamp digunakan. Apakah cara yang kami gunakan sudah benar ? Belum tentu.

Tapi satu hal yang saya yakini jika saya tidak disiplin, dan yang lain tidak disiplin maka tujuan penggunaan software manajemen proyek pun akan menjadi sia-sia. Jadi, sudahkah Anda mengupdate informasi di software manajemen proyek yang Anda gunakan hari ini ?

Membangun Etalase

Poster-Banzai LUMIA

Apa yang perlu dilakukan jika kita ingin memulai berbisnis fashion ? Sebagian penjual, yang memiliki cukup modal, akan mencoba mencari tempat  untuk memperlihatkan barang dagangannya. Penjual yang mengandalkan media sosial akan mulai memotret satu per satu koleksi jualan dan menaruhnya di situs facebook atau instagram. Penjual yang memiliki budget tidak terlalu longgar mungkin memilih mendirikan situs online dan memamerkan daftar produk agar dapat diakses melalui website. Tiga metode berbeda tapi satu dalam tujuan. Hal pertama yang dilakukan ketika berbisnis adalah menemukan cara untuk menunjukkan kepada orang lain, apa yang dapat  ditawarkan. Apa yang kita mampu lakukan. Sejauh apa koleksi yang bisa kita sediakan.

Ini juga strategi pertama yang kami lakukan di Radya Labs,  Bandung-based mobile software company, perusahaan yang ikut saya dirikan pada tahun 2011 lalu. Enam orang anak muda yang baru lulus dan belum memiliki track record. Pun kita tidak cukup beruntung memiliki koneksi yang cukup luas untuk mendapatkan proyek-proyek IT yang dapat dijadikan sumber pemasukan. Sehingga mau tidak mau, kita harus membangun etalase sendiri untuk memberi tahukan kepada para calon klien apa yang dapat kita lakukan.

Poster-DS LUMIA

Untuk mengisi etalase Radya Labs, kita merencanakan secara sporadis membangun banyak aplikasi mobile  di platform Windows Phone. Ide aplikasi tidak menjadi masalah. Kita cukup sadar bahwa untuk mengisi toko aplikasi yang masih sangat baru dibuka, belum diperlukan aplikasi killer atau aplikasi yang memiliki banyak fitur. Berbeda dengan kondisi saat ini, dimana pengguna mulai aware dan sadar dengan banyak pilihan dan kualitas aplikasi mobile. Medio awal 2011 adalah masa dimana jumlah aplikasi di store sangat minim, sehingga punya banyak ruang untuk bergerak.

Poster-Tausiyah LUMIA

Meskipun demikian bukan berarti kami ingin mengisi etalase secara sembarangan juga. Kata kuncinya adalah membuat aplikasi yang berguna (meskipun hanya untuk diri sendiri) dan memiliki tema. Dan ini kami mulai dengan membuat aplikasi Banzai Nihongo, aplikasi untuk belajar bahasa Jepang.

Sekarang mungkin kita bisa berdebat betapa sederhananya aplikasi tersebut. Tetapi aplikasi sederhana itu menjadi lebih menarik ketika menjadi aplikasi pertama Windows Phone yang dihasilkan oleh pengembang lokal. Itu pesan yang ingin kami sampaikan. Dan itu pesan yang ingin calon klien kami dengar.

Poster-OneClick LUMIA Poster-Toresto LUMIA

Dua kata kunci tadi : aplikasi yang berguna & tematik menjadi benang merah mengapa aplikasi-aplikasi seperti Toresto, OneClick, Eurofy, Tausiyah, Vena dan DailySocial dikembangkan sepanjang tahun 2011. OneClick adalah aplikasi pertama yang menggunakan API terbaru di update Mango dan berfungsi sebagai personal reminder. Toresto adalah aplikasi lokal pertama yang memanfaatkan fitur augmented reality untuk mencari tempat makan terbaik disekitar kita. Tausiyah diluncurkan bersempena dengan bulan Ramadhan, memberikan informasi terkait ibadah puasa dan lebaran. Eurofy dibuat untuk memberikan informasi terbaru pada penyelenggaraan Piala Eropa 2012. Vena, aplikasi imunisasi yang membantu orang tua memantau jadwal imunisasi diluncurkan bertepatan dengan bulan Imunisasi Nasional. Dan DailySocial, kita semua tahu bagaimana di masa itu (hingga sekarang) merupakan situs tujuan utama bagi para penggiat startup dan IT untuk mencari sumber informasi terbaru.

Poster-Eurofy LUMIA

Mungkin saat ini, kita tidak bisa lagi membuat aplikasi yang terlampau sederhana dan mempublikasikan-nya di store begitu saja. Selain katalog aplikasi yang sudah semakin banyak, adapula faktor lain yaitu semakin meningkatnya pengetahuan para pengguna mengenai ragam jenis aplikasi. Kualitas menjadi salah satu yang semakin dicari. Ataupun mungkin cara seperti ini masih bisa dilakukan, siapa yang tahu.

Yang jelas bagi kami, membangun aplikasi secara sporadis ini menjadi salah satu strategi yang kami lakukan untuk membangun etalase Radya Labs dan menurut saya, they’ve served their purpose.

Poster-Vena LUMIA

Akun Developer

Pada masa-masa awal Windows Phone diperkenalkan oleh Microsoft pada Oktober tahun 2010, hal yang paling tidak menyenangkan bagi pengembang aplikasi lokal adalah bahwa pada saat itu developer dari Indonesia belum dapat membuka developer account. Alasannya ? Sesederhana bahwa Indonesia pada masa itu belum termasuk dalam daftar negara yang berhak, entah karena permintaan yang belum banyak, masalah pajak atau hal lainnya.

Sadar sebagai perusahaan yang baru dirintis pasti membutuhkan suatu kredibilitas, kami menyadari perlu melakukan sesuatu agar Radya Labs dapat  cepat dikenal. Cara yang terpikirkan waktu itu adalah mempublikasikan banyak aplikasi ke Windows Phone Store. Melihat pentingnya kepemilikan akun developer di Windows Phone kami mencoba menempuh cara lain. Yaitu, mendaftar via alamat di Singapura.

Cerita untuk memiliki akun ini terbilang ‘menarik’ dan membuat saya tersenyum setiap kali mengingatnya. Saya mencari kontak yang dapat kami pinjam data dirinya untuk dapat membuat akun. Waktu itu, rekan saya Alsa, sedang bekerja di Singapura dan bersedia mendaftar untuk kemudian akun developer-nya kami gunakan. Tapi timbul masalah lain, yaitu untuk mendaftar ternyata dipungut biaya $99, kecuali memiliki voucher DreamSpark. Tidak ingin rugi sepeserpun alias karena belum tersedia modal akhirnya berbekal status saya yang saat itu masih mengambil S2 di ITB, dan masih berhak untuk mendaftar program DreamSpark dari Microsoft. Akun DreamSpark itulah yang saya gunakan untuk meng-generate kode voucher untuk mendaftar ke Windows Phone Store.  Alhasil, di bulan Maret, 2011, kami berhasil memiliki akun developer dengan nama pengembang “Radya Labs”.

akunalsa

Dan perjalanan itu dimulai.

Radya Labs

WP_20140914_003

Sebagian besar orang yang berinteraksi dengan saya dan mengetahui bahwa saya dan rekan-rekan menamai perusahaan kami Radya Labs akan langsung menebak bahwa nama itu diambil dari nama belakang saya : pRAmuDYA. Selama ini saya hanya senyum saja mendengar komentar seperti itu. Tapi satu hal yang pasti, saya belum terlalu egosentris untuk menamakan satu perusahaan dengan nama saya sendiri.

Radya Labs memang nama yang saya usulkan ke teman-teman. Tapi itu bukan diambil dari nama belakang saya, melainkan dari bahasa sansekerta. Ketertarikan saya dengan bahasa sansekerta bermula dari kegemaran saya mendengar musik Katon dan KLA Project. Seringkali dalam lirik lagu mereka, menyisipkan kata sanskerta yang terdengar ‘menarik’ dibandingkan kata padanan-nya dalam bahasa Indonesia. Sebut saja ‘Saujana’, ‘Renjana’ dan banyak lagi.

Jadi ini adalah versi asli dan versi jujur penjelasan mengapa Radya Labs Teknologi dipakai sebagai nama brand dari perusahaan kami.

Radya, berasal dari kata Sansekerta, dapat berarti Kerajaan atau Kemakmuran. Labs, identik dengan tempat menguji sesuatu, atau eksperimen. Teknologi, ya berarti teknologi. Jika digabung, berarti ‘tempat bereksperimen dengan teknologi’.

There you go.

Awal Mula

LOGO-BIG

Ini adalah cerita bagaimana Radya Labs bisa bermula. Saya harus ingatkan, ini bukan cerita yang luar biasa. Bukan suatu kisah yang sangat menarik bagi kebanyakan orang, bagaimana sekelompok orang, punya ide, membangun produk dan tahun-tahun berikutnya diakuisisi atau mendapatkan investasi. Ini adalah cerita bagaimana Radya Labs bisa ada. Mengapa Windows Phone. Dan mengapa mobile.

Radya Labs memang tidak lahir dari sebuah ide untuk mendirikan perusahaan. Berbeda mungkin dari fenomena yang terjadi dalam empat tahun terakhir ini. Tren-nya adalah sekelompok orang, memiliki ide, lalu membentuk tim, mengeksekusi ide tersebut dan pada akhirnya membentuk perusahaan. Saya masih ingat, saat itu, kami baru saja lulus dari masa pendidikan kami di ITB. Fresh. Dan masih memikirkan berbagai opsi dengan apa yang ingin dilakukan setelah lulus.

April 2011, mungkin jadi salah satu momen yang sampai sekarang masih saya ingat dengan jelas. Saya, berkumpul bersama beberapa teman, Tito, Nadhira, Fakhri dan Hari di salah satu Warung di depan kampus. Sembari mengobrol santai, akhirnya meluncur sebuah ide, untuk membentuk yang namanya, grup – kita bahkan tidak tahu apakah itu nanti menjadi sebuah perusahaan. Ide-nya adalah, kita sama-sama baru lulus, ada yang baru mau melamar pekerjaan, ada yang mau pindah ke Jakarta, dan ada yang masih ingin melanjutkan S2. Akan tetapi semuanya punya satu kesamaan, sama-sama ingin memiliki ‘tempat bermain’. Tempat dimana, kita bisa berkumpul, mengeksplorasi ide-ide atau hanya sekedar bereksperimen terhadap suatu teknologi tertentu. Tidak ada membicarakan aspek bisnis. Tidak ada membicarakan “we want to make the world better place”. Tidak ada ide disruptive yang dibicarakan.

Muncul pembicaraan mengenai mobile. Bahwa ‘mobile’ akan booming. Dan kalau itu terjadi, kita harus sudah masuk ke arus sebelum gelombangnya membesar. Memang saat itu mobile menjadi tren ya. Dan dengan latar belakang beberapa diantara kami adalah .NET developer, Windows Phone menjadi konsiderasi kami untuk tempat memulai. Pada tahun 2011, sudah ada beberapa perusahaan yang mengembangkan aplikasi di platform Android dan iOS, tapi tidak di Windows Phone. Windows Phone ini masih baru. Belum ada yang ‘bermain’ disana. Belum ada aplikasi Windows Phone buatan orang Indonesia. Plus, satu bulan sebelum kami berkumpul, Nokia resmi mengumumkan akan menggunakan Windows Phone sebagai sistem operasi di seluruh smartphone mereka. Pemikiran yang sederhana sekali, tidak ada visi, tidak ada business plan disini, tidak ada rencana produk disini, dan tidak ada rencana bagaimana kami akan mendapatkan dana untuk beroperasi. Hanya berkumpul saja, mendengar beberapa pertimbangan dan lalu membuat aplikasi.

Di akhir diskusi, kami memikirkan nama untuk menamai grup ini dan dengan cepat saya mengusulkan : Radya Labs.

That’s it. Seperti yang saya ingatkan, ini bukan cerita yang terlalu menarik bagi banyak orang.

Pinjamkan Si Kecil Perangkat Windows Phone Anda dengan Kid’s Corner

Bagi sebagian banyak orang, perangkat smartphone tidak hanya digunakan oleh dirinya sendiri tetapi juga saling berbagi dengan orang lain. Bayangkan seorang ayah yang meminjamkan perangkat smartphone agar anak-nya dapat bermain game dengan leluasa. Selama ini ada kekhawatiran sang Anak tanpa sengaja mengirimkan email acak ke kerabat Anda, membeli suatu item dan menggunakan kartu kredit atau melakukan hal-hal yang dapat mengubah konfigurasi perangkat Anda.

Bagi Anda yang memiliki perangkat Windows Phone, Anda dapat menggunakan fitur bawaan sistem operasi untuk membatasi hak akses terhadap perangkat Anda, yaitu Kids Corner.

Kid’s Corner memang ditujukan sedemikian rupa sehingga orang tua dapat berbagi perangkat yang sama dengan anak-anaknya. Dengan Kids Corner, orang tua memiliki hak penuh untuk mengatur aplikasi, games, musik dan video apa saja yang dapat digunakan dan dimainkan oleh sang anak.

Untuk mengaktifkan Kids Corner caranya cukup mudah.

  • Buka Aplikasi Settings dan pilih fitur Kid’s Corner
    wp_ss_20140908_0001
  • Atur Konten Video,Aplikasi, Musik dan Game yang diperbolehkan untuk anak Anda. Anda dapat mengatur sebanyak mungkin konten tersebut
    wp_ss_20140908_0004
  • Pilih launch kids’ corner untuk masuk ke tampilan Kid’s Corner
  • Untuk selanjutnya, setiap kali Anda ingin meminjamkan perangkat, bisa dilakukan dengan mengunci layar lalu melakukan gerakan swipeke kanan. Secara otomatis layar Kid’s Corner akan muncul dan perangkat siap digunakan.
    wp_ss_20140908_0005
  • Kids Corner akan berisikan berbagai konten yang sudah anda
    wp_ss_20140908_0006
  • Kompas Teka Teki Silang Sudah Tersedia untuk Windows Phone

    wp_ss_20140907_0002wp_ss_20140907_0003wp_ss_20140907_0010

    Harian Kompas beberapa waktu yang lalu telah merilis aplikasi Kompas Teka Teki Silang untuk Windows Phone. Teka Teki Silang Harian Kompas merupakan salah satu seri permainan TTS yang banyak digandrungi oleh kalangan pecinta puzzle. Selama ini, TTS diterbitkan setiap minggu pada harian Kompas dan dikumpulkan menjadi buku dan diterbitkan setiap bulan. Sekarang, Anda dapat memainkannya pada smartphone Windows Phone Anda dan mendapatkan update konten dengan lebih cepat.

    Anda dapat memilih beragam koleksi TTS yang tersedia dan memainkannya kapan dan dimanapun Anda mau. Untuk setiap puzzle, Anda dapat berlomba dengan para pecinta puzzle lainnya untuk mendapatkan skor tertinggi sehingga membuat permainan menjadi lebih menarik.

    wp_ss_20140907_0005wp_ss_20140907_0006wp_ss_20140907_0007

    Fitur utama aplikasi Kompas TTS :

    • Akses Konten Terbaru dan Terpopuler : Dapatkan ratusan puzzle terpopuler dan dapatkan puzzle terbaru setiap minggu.
    • Klasemen Pemain : Anda dapat memilih mode hitung waktu atau tanpa waktu. Pada mode hitung waktu, setiap Anda menyelesaikan satu puzzle maka catatan waktu dan usaha Anda akan disimpan dan dibandingkan dengan pemain yang lain
    • Bantuan : Anda dapat menggunakan dua pilihan bantuan, yaitu bantuan jawaban dan bantuan melalui media sosial. Bantuan jawaban akan memunculkan seluruh jawaban dari pertanyaan puzzle. Bantua media sosial akan menghubungkan Anda dengan rekan-rekan Anda sesama pengguna media sosial
    • Offline Access : Setiap TTS yang sudah diunduh dapat dimainkan tanpa memerlukan koneksi internet.
    • Arsip Teka-Teki Silang : Setiap pemain dapat memperoleh arsip teka-teki silang yang sudah pernah diterbitkan oleh Kompas sebelumnya.

    Kompas TTS tersedia secara gratis dan Anda dapat memperoleh ratusan koleksi permainan TTS secara gratis. Anda juga dapat mendapatkan akses premium dengan mendaftarkan diri ke situs Harian Kompas.

    Download

    wp_logo