Selamat Hari Ibu

Selamat Hari Ibu.

Saya ingin mengucapkan selamat hari ibu, terutama kepada dua orang ibu yang luar biasa, Mama, orang tua saya dan Irlanda, ibu dari anak-anak saya Smile.

904175_10151398563314531_1342001053_o

Mama sejak kecil sudah belajar mandiri termasuk ketika di tahun 70-an mengambil kuliah sendiri ke Jogja, jauh dari Pekanbaru, kota tempat tinggalnya. Setelah sekolah, ia mengabdi menjadi pelayan publik di daerah, menjadi PNS yang berpindah-pindah di beberapa kantor. Dahulu, kalau ia naik pesawat maka biaya naik pesawatnya digratiskan oleh maskapai, karena hari ulang tahunnya sama dengan ulang tahun hari raya kemerdekaan kita.

Beliau kemauannya sangat keras, mungkin karena didikan kakek kami yang memang eks-veteran perang kemerdekaan. Si mamah yang sejak dulu sukanya nantangin saya untuk memilih sesuatu yang saya anggap sulit untuk dilakukan. Dulu, yang memaksa saya untuk mencoba mendaftar ke ITB juga karena tantangan si mamah. Beliau juga yang bersikeras bahwa itu bisa dilakukan dan mencoba mencari beasiswa dari daerah.

Waktu saya tingkat akhir, sempat kepikiran ingin jadi PNS juga, pulang ke Riau dan membangun daerah. Tapi si mamah yang meyakinkan juga bahwa peluang IT disana masih belum baik sehingga sebaiknya berkarya dulu saja di Bandung sembari memperhatikan perkembangan di daerah.

Sering kali saya merasa si Mamah ini jarang bangga dengan prestasi anaknya. Karena kalau setiap saya laporan, habis ini, sudah ini, abis begitu…tanggapannya biasa saja. Tapi ternyata, menurut si papah, tanpa sadar itu cara si mamah untuk terus memecut anaknya terus berusaha dan tidak puas dengan kondisi saat ini. Karena ternyata di kesempatan yang berbeda, dibelakang saya, si mamah selalu membanggakan anak-anaknya kepada teman-temannya.

 

img-20161222-wa0022

Irlanda, istri saya Smile. Sekarang menjadi bunda dari kedua anak kami. Sebagai anak bungsu dari empat bersaudara mungkin banyak yang berpikir Iir akan menjadi gadis manja. Tapi kenyataannya tidak demikian. Ia pekerja keras, cerdas dan penuh keinginan untuk menjadi lebih baik meski kadang sering kurang percaya diri. Bagian saya mudah, mengingatkan ia untuk selalu percaya diri dan bisa mendapatkan apa yang ia inginkan.

Pertama kali ketemu di SMA, selama 3 tahun sekolah, baru dia satu-satu-nya wanita yang bisa mengalahkan saya di kelas. Hehe. Rajin. Suka kurang pede tidak bisa tapi kalau keluar ulangan taunya nilainya tinggi semua.

Tinggal mandiri di Jakarta dan berhasil menaklukkan Universitas Indonesia. Saya ingat perjuangannya untuk berhasil lulus dan lolos dari kedokteran gigi. Rasanya setiap malam ada saja yang diceritakan mengenai hambatan yang ia hadapi tapi saya yakin toh akhirnya pasti akan dapat dilalui juga.

Saat ini lagi beradaptasi, untuk mengurusi dua anak kami yang masih mungil-mungil. Ditambah beberapa bulan ke depan saya masih harus di Bandung, tidak terbayang betapa rempongnya ia disana. Tapi, lagi-lagi ia menjanjikan usaha untuk bisa berbuat yang terbaik menjadi bunda.

Dua wanita yang luar biasa.

Selamat hari Ibu. Saya yakin usaha ibu ganjarannya surga.

Bandung Developer Day #5

Tanggal 20 Desember yang lalu, A/BITS didukung oleh Microsoft Indonesia menyelenggarakan kegiatan Bandung Developer Day #5, acara yang bertujuan meberikan berbagai pengetahuan terbaru bagi para developer khususnya di kota Bandung mengenai teknologi pengembangan aplikasi menggunakan Xamarin.

Pada gelaran kali ini, format yang digunakan adalah workshop. Peserta diberikan materi satu sesi oleh Puja Pramudya, mengenai pengenalan teknologi Xamarin, kapan sebagainya digunakan dan kakas pendukung untuk pengembangan aplikasi. Setelah itu, dilanjutkan dengan sesi Hands-on-Labs, dimana para peserta mencoba secara langsung pengembangan aplikasi menggunakan teknologi Xamarin. Untuk sesi ini, dipandu langsung oleh Xamarin Developer Radya Labs Teknologi, yaitu Albilaga.

Berbeda dengan workshop-workshop sebelumnya, acara yang diberi tajuk Xamarin Party ini memang mengusung suasana ‘pesta’ karena panitia menyediakan pizza, soft drink dan snack kepada para peserta agar dapat mengerjakan aplikasi dengan semangat karena asupan gizi roti panggang italia . Acara ini dihadiri oleh 26 peserta dengan latar belakang kebanyakan mahasiswa dan developer perorangan.

img20161220133208 img20161220152955 img20161220163010 img20161220163026

whatsapp-image-2016-12-21-at-00-09-56

Menikmati Musik Tulus

src : http://www.palingyess.com/56-foto-terbaik-padang-mengatas-dalam-instagram-dan-facebook-galeri-gambar-padang-mangateh-payakumbuh-limapuluh-kota/

Saya cukup sering travelling Bandung-Jakarta menggunakan shuttle. Dan jika ini dilakukan, musik adalah teman setia untuk menemani perjalanan beberapa jam tersebut. Dan akhir-akhir ini, saya sedang sering mendengarkan Album Tulus yang ke-3, yaitu Monokrom. Hampir semua lagunya saya suka.

Saya tipe-nya memang begitu senang satu album akan mendengarkan secara terus menerus. Sehingga lagu-lagunya menjadi selalu teringat, liriknya jadi hafal sendiri dan irama-nya bahkan sering saya senandungkan. Terkadang, malah membuat warga sekitar (baca : anak-anak Kantor) menjadi terganggu.

Sudah lama tidak menemukan musisi seperti Tulus. Lagunya bisa bercerita. Bukan hanya sekedar tentang cinta yang sering diperdengarkan oleh banyak band dan penyanyai lainnya. Tapi cinta secara umum. Cinta terhadap pacar, istri, teman, lingkungan, orang tua dan bahkan terhadap diri sendiri. Pemilihan diksi-nya  menarik. Tidak terlalu puitis. Kata-kata biasa, sederhana, lugas tapi dirangkai menjadi luar biasa. Bercerita dari hati. Saya suka lagunya, liriknya, melodinya dan cerita di balik lagunya.

Di album terakhir ini, saya paling suka lagi Monokrom. Iramanya enak. Kalau tidak muncul video klipnya, mungkin saya terlewat bahwa lagu ini sebenarnya dipersembahkan untuk orang tua, bukan untuk teman-teman masa kecil. Di video klip tersebut, digambarkan hubungan hangat antara anak dan ibu. Syahdu sekali didengarkan. Sambil merenung melihat perbukitan antara Purwakarta-Bandung.

Sudah lama tidak menemukan musisi seperti ini. Terakhir kali, adalah ketika mendengarkan lagu-lagu dari Katon Bagaskara sekitar tahun 2002. Tulus berbeda dari lagu-lagu Katon, yang sangat puitis dan sering sekali membahas cinta, meskipun terkadang juga membahas hal lain. Musiknya juga enak. Waktu itu malah membeli backdate  album-album Katon dan KLA di tahun-tahun lama.

Saya suka musik dan lirik yang filosofis. Lirik-lirik Tulus sarat makna. Misalnya, untuk lagu monokrom ini dia ingin bercerita bagaimana ia lebih senang dengan foto hitam putih ketimbang foto berwarna. Foto hitam putih mengharuskan kita untuk lebih berusaha menghidupkan kembali kenangan, karena warna dan situasi tidak tergambarkan sempurna hanya melalui gambar. Kok kepikiran ya ?

Jangan lupa untuk dukung musik Indonesia dengan membeli lagu-lagu ketimbang membajaknya.