That’s How I Got To Memphis

That’s How I Got To Memphis, sebuah lagu country yang ringan dan nyaman didengar. Lagu yang dibawakan oleh Tom T.Hall belasan tahun yang lalu. Memphis hari ini dianggap sebagai sebuah stand-in, subtitusi untuk menggambarkan dimanapun anda saat ini berada. Sehingga That’s how I get to memphis diartikan sebagai how I got here. Bagaimana Anda bisa sampai pada Anda hari ini. Apa yang dilalui sehingga kita bisa sampai pada detik ini.

So, how you got here ?

Bagi saya perjalanan 2014 dimulai dari liburan yang menyenangkan bersama anak-anak PvJ ke Hongkong di bulan Januari. Setelah sebelumnya kita berkunjung ke Solo dan Malang, tahun ini PvJ memutuskan untuk mencoba peruntungan ke luar negeri. Beruntung, sisa-sisa hadiah hackathon masih cukup untuk mengurangi beban biaya perjalanan. Sekitar 4 hari total dihabiskan untuk berlibur. Ditambah dengan Indra dan Afif yang kebetulan mendapatkan tugas training Asha disana, kami menjelajahi tempat-tempat populer seperti Disneyland, Ngongping, Ladies Market, The Peak, Avenue Of Stars, Kowloon,Mongkon dan daerah perbelanjaan di Causeway Bay. Liburan yang mengasyikkan sebelum membenamkan diri dengan kesibukan pekerjaan.

Bulan Febuari diisi dengan daftar pekerjaan di Radya Labs. Beberapa proyek masuk, dan proyek lungsuran dari tahun sebelumnya menjadi bahan siap santap setiap harinya. Bulan ini juga ditandai dengan persiapan pernikahan yang semakin intens. Setidaknya satu bulan sekali saya berkunjung ke Pekanbaru untuk membantu iiR sebisanya. Appsterize di bulan ini sedang gencar-gencarnya dikerjakan.

Penyelesaian Appsterize memasuki babak akhir di bulan Maret. Proses pengujian dilakukan secara intensif dan menyeluruh. Kita memang menargetkan untuk di bulan depannya dilakukan peluncuran dan testing the water dengan beberapa pihak yang sudah tertarik untuk mencoba memakainya. Selain itu, di minggu ke-3 didapatkan kesempatan untuk mengisi kegiatan MVP Open Day yang diadakan oleh Microsoft Taiwan. Acaranya sendiri berlangsung selama dua hari dimana hari pertama saya memberikan presentasi dalam bahasa Inggris mengenai Windows Azure Mobile Service.

MAX_0776

Ini adalah saat-saat yang ditunggu sejak lama. April adalah bulan dimana saya dan @irrrlanda akhirnya menikah setelah pacaran bertahun-tahun Smile. Bulan ini menandai perubahan langkah kehidupan saya karena sudah resmi memiliki istri dan keluarga. Sudah ada yang harus dinafkathi. Bisa dikatakan ini adalah salah satu momen yang paling indah dalam hidup saya. Alhamdulillah, pernikahan dapat dilangsungkan dengan baik dan kehadiran kerabat,saudara serta kolega sangat menambah kebahagiaan di acara tersebut. Bulan ini juga menandai cuti terlama saya di kantor, hampir 3 minggu untuk menjalankan pernikahan dan liburan bersama istri. Sesampainya di kantor, pekerjaan rumah sudah menunggu untuk mulai mencari pihak-pihak untuk menguji secara langsung Appsterize yang sudah dikembangkan sebelumnya.

Bulan Mei menandai ritme kerja yang sudah mulai teratur kembali paska pernikahan. Bulan ini saya dan Cale intens untuk mencari musisi yang kira-kira bersedia untuk menggunakan Appsterize. Ini adalah salah satu langkah penting sekaligus membawa pembelajaran yang berarti bagi kami dalam pengembangan produk. Selagi di kantor tim engineer terus melakukan perbaikan dan finisihing akhir, beberapa musisi indie bersedia untuk memakai Appsterize. Banyak pelajaran yang didapatkan setelah produk yang selama ini dikembangkan di ‘dapur’ akhirnya digunakan secara langsung oleh pengguna. Banyak temuan disana-sini yang bisa dijadikan masukan untuk pengembangan selanjutnya. Hal ini menjadi bahan evaluasi untuk melakukan pengembangan versi selanjutnya dari Appsterize. Mei ditutup dengan kesempatan liburan bersama istri ke Bromo,Malang dan Surabaya.

Piala Dunia hadir menemani kita di bulan Juni. Bulan Ramadhan juga hadir di bulan yang sama. Rutinitas sahur, kerja, menonton bola dan berbuka menjadi keseharian yang menyenangkan. Jerman menang, dan Brasil menjadi pecundang. Menyaksikan pertandingan yang berakhir 7-1 entah kenapa tidak pernah terpikirkan oleh saya. Fenomena aneh terjadi di bulan ini karena juga menjadi puncak ramainya proyek yang masuk ke Radya Labs. Selain itu, inisiasi Appsterize versi perbaikan dimulai. Instead of menambah fitur, yang dilakukan adalah perbaikan fundamental dari sisi desain dan asumsi-asumsi yang selama ini hanya ada dalam pemikiran namun tidak sesuai dengan kebutuhan nyata pengguna.

Bulan Juli artinya pulang kampung. Pengalaman pertama merayakan hari Idul Fitri dengan tidak menginap lagi di rumah orang tua, tetapi di rumah mertua Smile. Pengalaman pertama sahur bersama istri Smile. Beda memang rasanya. Beda sensasinya. Tapi yang namanya lebaran memang selalu menyenangkan berkumpul bersama keluarga besar. Kali pertama juga membawa iiR berkumpul bersama keluarga besar Ali Muhammad. Ketemu sama saudara-saudara dan saling update berita terkini. Dan jangan lupa saling berbagi angpao. Tradisi keluarga adalah bagi yang sudah menikah maka sudah jatuh hukumnya untuk memberikan angpao kepada saudara-saudara yang lebih muda.

Daaaaaaa…n Agustus dimulai dengan berita luar biasa baik. Momen indah berikutnya. Setelah menerka-nerka apakah iya atau tidak, konfirmasi hadir setelah memeriksakan diri ke dokter. Alhamdulillah, istri positif dinyatakan hamil. Artinya akan bertambah satu anggota keluarga lagi di keluarga kecil kami. Artinya akan segera hadir Puja Jr Smile. Kabar ini benar-benar tidak terduga. Anak saya nanti, insyallah akan jadi cucu pertama di keluarga ayah saya. Ditambah lagi, di bulan ini juga punya kesempatan untuk menonton secara langsung Juventus, tim Itali yang sudah menjadi idola saya sejak kecil. Menonton secara langsung Pirlo, Chielini dan Buffon berlaga dilapangan hijau benar-benar memberikan pengalaman yang baru lagi. Bulan ini ditutup dengan kelulusan dua karyawan awal Radya Labs, yaitu Amalfi dan Indra dan satu pernikahan kru Radya Labs lainnya, yaitu si Tito.

Saya punya misi bersama Tito, untuk dapat berbagi real experience selama menjalankan perusahaan kecil kami Radya Labs. Bulan September adalah bulan dimana kami mulai menuliskan hal-hal yang kami anggap layak dibagikan. Semoga ini bisa berjalan terus dengan baik. Pada bulan ini juga Appsterize versi perbaikan siap diuji kembali dengan tipe pengguna yang lebih banyak. Kami sudah membagi calon pengguna ke lima kelompok untuk mengetahui sekaligus menguji bagaimana Appsterize digunakan oleh masing-masing penggua ini. Untuk meneruskan tongkat estafet pengembangan Appsterize, kami kedatangan engineer baru yaitu Rendy, Risman dan Tiara. Bulan September ditutup dengan weekend getaway bersama istri yang menyempatkan hadir ke Bandung di sela kesibukannya praktek di Pekanbaru.

Oktober ditandai dengan satu milestone yang menarik. Sayangnya saya belum bisa buka sekarang karena kita masih tahap finishing. Hint-nya adalah, salah satu artis ternama di Indonesia tertarik membuat aplikasi untuk fan-base nya yang jumlahnya ratusan ribu di Indonesia. Bulan ini memang masa gencar-gencarnya pemasaran Appsterize, well, setidaknya untuk para early adopter kita. Microsoft Indonesia juga menggunakan jasa kami untuk membuat aplikasi bagi event tahunan Microsoft Techdays mereka. Tentu saja di acara tersebut saya ikut mengisi, lumayan bisa sekalian promosi Radya Labs sebagai salah satu trusted partner di dunia teknologi Microsoft. Namun, bulan ini diakhiri kegagalan menghabiskan hari ulang tahun istri bersama di Pekanbaru setelah harus melakukan perawatan gigi dengan memasang crown yang cukup mengurasn kantong. Sayang sekali.

Hongkong dilanda demo besar-besaran di bulan November. Meskipun begitu tidak menghalangi niatan saya dan istri untuk berlibur karena kebetulan ada kelebihan rejeki. Istilanya babymoon. Lima hari lamanya berada di Hongkong, membawa istri jalan-jalan. Rasanya seperti honeymoon yang keberapa. Bedanya, sekarang liburannya bertiga, karena ada si jabang bayi yang sudah tumbuh kian besar. November diakhiri dengan perjalanan ke Jogja selama dua hari untuk mengisi workshop di acara Gemastik. Sudah lama juga tidak ke Jogja. Saya membawa rekan Albi (developer Windows yang bergabung beberapa bulan sebelumnya) untuk menemani mengisi workshop disana. Uniknya, di Jogja sekalian ketemu Desfri, yang beberapa minggu sebelumnya resmi lulus dari Radya Labs. Setelah lulus, malah jadi bisa jalan-jalan bareng di Jogja. Dengan lulusnya Desfri berarti kami kedatangan desainer baru yaitu Windy, plus satu developer baru, Ega yang menangani proyek-proyek berbasis Web.

Dan Desember hadir juga. Bulan terakhir di tahun ini. Tentu saja ingatan mengenai hal-hal yang terjadi di bulan ini masih segar. Ayah saya datang ke Bandung tapi malah terserang DBD dan akhirnya wajib menghabiskan waktu di rumah sakit. Istri saya yang perutnya sudah semakin besar karena janin yang terus bertumbuh. Gigi yang sakit dan akhirnya crown harus direlakan. Dan berita baiknya, Appsterize berhasil mendapatkan klien berbayar pertama kami. Klien ini datang dari jauh, dari pulau Dewata. Sekalian untuk melihat potensi disana saya dan Cale menyempatkan untuk mendatangi rekan kami di Bali yang sudah membuka beberapa peluang baru disana. Malam ini, saya menulis post ini sebagai pengingat hal-hal yang terjadi di tahun 2014, sambil di ruang depan kru Radya Labs menyiapkan bakar-bakaran untuk menghabiskan waktu di hari terakhir tahun ini.

WP_20141231_009

Mari menutup tahun 2014 yang menakjubkan ini dengan pengharapan dan persiapan. Persiapan untuk hal-hal yang personal dan profesional. Rencana dipaparkan dan strategi dipersiapkan. Dan pengharapan agar hal-hal yang ingin kita kerjakan dapat berlangsung dengan baik. Harapan agar anak dan bunda-nya sehat selalu. Harapan agar kita semua diberikan yang terbaik.

Amin.

We’re passionate about mobile

We’re passionate about mobile. Itu adalah sebuah mantra. Mantra yang menjadi basis utama arah gerak Radya Labs . If it is mobile-related, we may be interested.

Akan tetapi transformasi Radya Labs dari yang tadinya hanya mengerjakan proyek berbasis Windows Phone hingga sekarang juga mengerjakan platform Android dan iOS bukanlah terjadi dalam satu malam. Semuanya terjadi karena proses yang dialami oleh perusahaan ini selama hampir dua tahun. Proses yang tidak serta-merta. Proses yang hadir karena kami ingin berkembang.

Bagi yang membaca seri blogpost tentang Radya Labs di website ini atau kebetulan membaca berita, mungkin sudah mengetahui bahwa awalnya Radya Labs didirikan sebagai perusahaan yang fokus mengembangkan aplikasi di platform Windows Phone. Terkesan aneh mungkin pada saat itu, dimana marketshare Windows Phone kurang dari 1% di seluruh dunia. Pilihan ini bukan tanpa dasar meskipun dasar yang dibicarakan lebih kepada “harapan” ketimbang “analisis”. Harapan bahwa ketika Nokia mengumumkan akan menggunakan Windows Phone (diumumkan Febuari 2011) maka beberapa tahun setelahnya akan memberikan pengaruh dan kenaikan permintaan pengembangan aplikasi Windows Phone di Indonesia. Harapan yang tidak muluk-muluk.

Tapi bukan berarti Radya Labs berpegang teguh bahwa selamanya akan mengembangkan aplikasi di Windows Phone. Meskipun media disini dan disini memberikan emphasize yang cukup besar mengenai bagaimana fokus-nya Radya Labs di platform Windows Phone, bagi kami platform adalah kendaraan, bukan prinsip. Prinsip menjalankan bisnis adalah memancing dimana ikan berada. Memenuhi permintaan pasar. Mengikuti tren.

Memenuhi permintaan pasar juga tidak dilakukan secara sembarangan. Selama kami belum memiliki kemampuan Android dan iOS, kita secara baik-baik mengakui hal tersebut kepada calon klien atau pihak yang terkait. Bukan prinsip palu gada juga. Atau filosofi “yes dulu, ntar gampang…”. Saat itu saya menolak keras prinsip broker, menerima proyek tapi untuk dikerjakan oleh orang lain. Kami baru mulai. Dan kami ingin mengikuti perjalanannya. Jika sejak awal saja tidak mau berjibaku rasanya tidak akan mendapatkan pembelajaran yang berharga. Sehingga dengan sumber daya hanya berjumlah dua orang selama dua tahun di awal, memang tidak mumpuni untuk mengerjakan aplikasi di platform selain Windows Phone.

Kami baru mulai membangun kapabilitas iOS di kuartal kedua 2013 dan Android di akhir kuartal ketiga 2013. Hadirnya Indra dan Afif saat itu melengkapi variasi platform teknologi yang dikuasai Radya Labs. Dan sejak saat itu perlahan kami mulai menggarap proyek-proyek di platform iOS dan Android. Sudah tidak malu-malu lagi. Sudah mulai menerima permintaan. Dan sudah mendeklarasikan diri sebagai perusahaan dengan kapabilitas multiplatform, Windows, Android dan iOS.

Butuh dua hingga tiga tahun bagi Radya Labs untuk membangun kapabilitasnya sebagai perusahaan penyedia jasa pengembangan aplikasi dengan kemampuan di Windows, Android dan iOS. Hari ini, kami memiliki 14 orang software engineer dan designer yang siap membantu bisnis dan organisasi yang ingin melakukan transformasi dengan bantuan teknologi mobile. Komposisinya pun sedikit berubah, ada lebih banyak iOS dan Android developer dibandingkan Windows. Ini sesuai dengan keadaan pasar yang memang lebih banyak membutuhkan solusi di atas platform Android dan iOS ketimbang Windows. Windows tetap menjadi akar perusahaan dan kitapun tetap mempertahankannya sebagai keunikan tersendiri. Tapi Radya Labs hari ini adalah mobile software development company  yang memiliki kapabilitas multiplatform.

Kitapun tidak ingin berhenti hanya disini saja. Mobile hanya sebagaian kecil dari variabel persamaan yang ada. Yang ingin dituju adalah mobility solution . Mobility tidak hanya perangkat smartphone tetapi benda apapun yang membantu bisnis menjadi lebih mobile. Apakah itu mobile website, apakah itu smartwatch, atau teknologi inovatif di mobile seperti augmented reality dan lokasi, kami tertarik. Selain penyedia jasa pengembangan aplikasi kustom, kami juga menghadirkan Appsterize, platform bagi Anda yang ingin memiliki aplikasi mobile dengan fitur tertentu dengan level kustomisasi tampilan terbatas.
image

Yes, we are truly passionate about mobile.

Don’t Start a business if…

WP_20140109_13_18_26_Pro

Barusan banget saya membaca artikel Micro-ISV : From Vision To Reality disini. Dalam artikel tersebut Joel mengutarakan pendapatnya mengenai hal yang jangan dilakukan jika ingin membangun Micro-ISV atau mungkin startup secara umum. Tiga nasehat ini setelah saya pertimbangkan dan bandingkan dengan pengalaman seumur jagung dalam mengembangkan Radya Labs, software company yang ikut saya dirikan, ternyata saling beresonansi. Karena itu saya jadi ingin membagi disini tiga nasehat Om Joel disertai secuil pengalaman yang saya alami.

Number One : Don’t start a business if you can’t explain what pain it solves, for whom and why your product will eliminate this pain and how the customer will pay to solve this pain.

Dalam kaitannya di Radya Labs, inilah alasan mengapa perlu menunggu hampir 2 tahun lamanya sebelum kami mengembangkan produk kami, Appsterize. Karena kami tidak ingin membangun produk yang tidak jelas masalah yang ingin diselesaikan. Dan mencari masalah untuk diselesaikan itu susah-susah-gampang.

Perhatikan di sekeliling kita. Ada masalah apa. Lalu coba googling dan entah mengapa 1 atau 2 solusi – bisa saja berupa software – sudah terpikirkan dan dikembangkan oleh orang lain. Menyisakan ruang yang sempit bagi kita.

Betul, masalah itu banyak. Betul, masalah itu ada dan kadang dekat dengan kita. Tapi solusi terhadap masalah tersebut belum tentu harus diselesaikan oleh IT. Pun jika ingin diselesaikan oleh IT, mungkin secara bisnis juga tidak dapat dikembangkan karena mungkin dari sisi komersial-nya kurang menarik.

Appsterize hadir dari pengalaman selama dua tahun terakhir mengembangkan mobile app untuk para klien. Ide dasarnya, selama ini hanya pihak yang memiliki cukup dana yang dapat meng-hire kami untuk membuat aplikasi mobile untuk mereka. Bagaimana dengan orang-orang yang membutuhkan aplikasi mobile, tapi tidak terlalu sophisticated dari sisi fitur dan tidak terlalu “dalam” juga kantong yang dimiliki. Itu adalah masalah yang ingin coba diselesaikan.

Number Two : Don’t start a business by yourself. I know, there are lots of successful one-person startups, but there are even more failed one-person startups.

Argumen dari om Joel adalah bahwa perjalanan mengembangkan bisnis akan sangat lonely  dan depressing. Dan ini benar adanya. Kami memulai Radya Labs berenam, dan saat ini yang menjalan operasional berdua di Bandung dengan bantuan rekan lainnya secara remote. Saya tidak pernah terpikir bagaimana bisa melakukannya jika hanya dikerjakan sendirian.

Membangun bisnis sendiri itu lonely karena tidak semua orang akan memilih untuk memulai bisnis sendiri. Dan ketika saya bilang “tidak semua orang” itu berarti adalah hanya sedikit orang. Minoritas. Membuat kita kadang merasa kesepian. Memang benar saat ini banyak komunitas tempat berkumpul para founder untuk saling berbagi.

You know what ? Menjalankan bisnis itu setiap hari dan berkumpul dengan komunitas itu tidak dilakukan setiap hari. Dan seluruh hal yang terjadi dalam keseharian menjalankan bisnis itu tidak seluruhnya hal yang menyenangkan. Akan mudah berbagi hal yang menyenangkan tapi tidak untuk hal yang tidak menyenangkan.

Memiliki partner berarti juga saling berbagi beban dari keseharian menjalankan sebuah perusahaan. Orang lain selain Anda tidak akan pernah tahu bagaimana rasanya menjadi Anda menjalankan perusahaan Anda. Orang lain hanya dapat “berpikir” bahwa ia mengerti rasanya menjadi Anda padahal sesungguhnya tidak sama sekali. Orang-orang yang bersama Anda menjalankan perusahaan inilah yang benar-benar mengetahui hal tersebut.

Depressing. Ya, kadang perasaan itu muncul juga, ngga sampai depresi banget gimana juga sih. Tapi ya banyaklah hal-hal yang membuat kita merasa stuck. Tahukan kalian apa yang dilakukan orang-orang depresi di film ? Mereka berkumpul, dan saling bercerita. That’s why you need partner. Tempat untuk saling bertukar informasi,beban dan cerita dalam kondisi mindset yang sama. Tentu Anda dapat bercerita kepada orang lain. Tapi baca lagi paragraf saya di atas. Orang lain hanya dapat berandai-andai ia di dalam posisi Anda tapi partner bisnis Anda-lah yang sesungguhnya dapat mengerti hal-hal tersebut.

Jadi, temukan partner bisnis Anda. If you can’t even convince one friend that your idea has merit, um, maybe it doesn’t?

Number Three : Don’t expect much at first. People never know how much money they’re going to make in the first month when their product goes on sale.

Ini super penting. Ini harus dapat disadari. Jangankan banyak, mungkin malah nihil atau malah merugi. Kami bahkan tidak dapat menggaji diri kami sendiri selama 1,5 tahun.

Adalah sebuah kesalahan jika memulai bisnis agar cepat kaya. Ketika sudah memilih jalan untuk merintis bisnis sendiri sifat sabar adalah hal yang utama. Sabar untuk menanam. Dan sabar juga untuk memetik buahnya.

Oh iya, jangan lupa untuk terus bersyukur dan berhenti membandingkan diri. Dua hal ini jika tidak dilakukan bisa bersifat toxic. Cari cara untuk bersyukur dengan keadaan yang kita miliki saat ini. Berhenti membandingkan si A bekerja disini, sudah bisa membeli ini, si B bekerja disana, sudah bisa pergi kemana-mana. Just stop.

Tarik napas Anda, dan perhatikan sekeliling. Itu yang perlu Anda lakukan, setidaknya menurut pengalaman saya selama ini.

Filosofi Rel Kereta

Dua minggu yang lalu saya berkesempatan untuk mengisi salah satu sesi workshop di acara Gemastik 7. Acara-nya sendiri diselenggarakan di kota Yogyakarta. Ini bukan kali pertama saya ke Yogya tapi kota ini selalu membuat saya menjadi lebih mengerti makna sederhana dan rendah hati. Dan sepanjang acara, saya banyak melihat mahasiswa hilir mudik dan antusias dengan semangat yang menggebu untuk mempelajari hal yang baru.

“Tapi kita sudah tua , sudah bukan fresh grad yang imut-imut lagi”, kata sahabat saya baru-baru ini. Mengingatkan saya tentang tangga usia yang terus kita naiki tahun demi tahun. Membuat kita belajar banyak hal, menemui banyak hal dan membuat keputusan yang mungkin berbeda dari yang sudah kita rencanakan, kita katakan dan kita harapkan.

Sebelum saya pulang, saya sempatkan untuk bersantai di area Malioboro. Saya makan malam di warung lesehan. Sendirian. Menikmati rintik hujan yang turun dan membuat jalanan sedikit basah. Dari kejauhan terlihat stasiun Tugu dan rel kereta yang membentang.

Rel kereta selalu membentang menuju arah yang jauh. Meskipun begitu, dua sisi rel kereta tidak pernah saling berpotongan sama lain. Membentang ke arah yang sama tapi tidak perlu saling melanggar. Satu tujuan, saling beriringan tapi tidak pernah bersinggungan.

Wait a little longer..

WP_001479

Every once in a while, dalam keberjalanan Anda menjalankan hal-hal yang Anda pilih, perasaan menyerah dan terpikir untuk berhenti pasti pernah Anda alami. Mendirikan bisnis dan menggantungkan hidup dari sana adalah hal yang tidak pernah saya bayangkan sebelumnya. Begitu juga tekanan yang dapat terjadi. Belum pernah terpikirkan oleh saya.

1,5 tahun setelah Radya Labs didirikan, perasaan ragu tersebut berada pada puncak tertingginya. Satu setengah tahun, dan sebagai perusahaan penyedia jasa, kami baru berhasil membukukan 3 proyek yang kalau dihitung secara kasar tidak cukup untuk menghidupi semua orang di dalamnya. Terpikir untuk berhenti ? Terlintas.

Ternyata barisan aplikasi di toko aplikasi saja tidak cukup. Portofolio hanya memberikan sebagian kecil kontribusi terhadap datangnya proyek. Dengan koneksi minim dan nama perusahaan yang sangat baru, saya kebingungan bagaimana harus memulai. Ada beberapa kenalan memang, tapi yang namanya kepercayaan tidak tumbuh dalam satu hari.

September 2012 adalah masa-masa keraguan utama itu terjadi.  Saya pernah mengutarakan kemungkinan terburuk. Kebetulan di saat itu sedang ada tawaran pekerjaan juga. Ini adalah saat-saat paling rapuh.

“Tunggulah dikit lagi. Lagipula, jika ini gagal, kemungkinan terburuk apa yang akan terjadi sama lo ? “, pertanyaan Tito pada waktu itu. “Failed. Gagal. Kita ngga dapat apa-apa. My future plan is ruined”. “Terus kalo lo gagal, lo diam aja ya ? Kalo gagal, setelahnya lo pasti melakukan sesuatu, kan ? Bokek ? Pasti ! Malu ? Iya ! Terus ? Diem aja ? “.

“Kalo lo diem aja, itu yang salah!”, rekan saya menyelesaikan kalimatnya.

Suatu waktu, kami duduk sejenak di rumah makan di daerah Pahlawan. Pembicaraan belum mengerucut mengenai pilihan yang ingin diambil. Selesai kami makan, masih ditengah kebingungan, Kami mendapatkan telpon dari salah seorang kolega yang menawari sebuah proyek dengan nilai yang sangat tidak kami bayangkan. Nilai yang mampu menyelamatkan kondisi Radya Labs hingga satu tahun ke depan. Seperti mendapat durian runtuh. Seperti diberikan jembatan untuk menyeberang sungai yang lebarnya tadinya tidak kelihatan. Begitu senangnya, hingga kami menawarkan untuk bertemu langsung ke rumah beliau yang kebetulan juga berada di Bandung. Setelah pertemuan singkat tersebut, saya bisa sedikit tersenyum.

“Masih mau berhenti ?”. “Nope, Let’s wait a little longer…”, kata saya.

Sebut saja itu sebuah keberuntungan. Sebut saja itu pertanda. Ditengah keraguan saya, saya diperlihatkan terbukanya sedikit jalan. The point is , kegagalan akan menjadi selalu hal yang mengintip dari belakang pundak kita. Keberhasilan juga begitu. Tapi dari kejadian itu saya mendapatkan pelajaran yang sangat berharga. Apa jadinya kalau waktu itu kita memutuskan berhenti ?

Ada masa dimana menyerah dan berhenti akan kita pilih. Ada masa dimana kita akan bertahan dan menunggu sebentar lagi untuk melihat hasil dari yang kita usahakan. It just doesn’t matter. Hal terpenting yang tidak boleh dilakukan adalah : Diam. Do something, don’t just talk about it.

Jika jatuh,bangkitlah. Jika berdiri maka berjalanlah. Jika kuat, berlarilah. Jika terhalang, carilah jalan memutar atau jalan lain. Jika ragu then wait a little longer..

The Newsroom

source : www.zap2it.com

The Newsroom adalah serial yang mulai ditayangkan pertama kali pada tahun 2012. Serial ini menceritakan sebuah jaringan berita fiktif Atlantis Cable Network (ACN) yang memiliki acara utama News Night dan bagaimana kru News Night memproduksi sebuah berita, mulai dari tip dari sumber, pengumpulan fakta hingga proses penyiaran dilakukan. Tentu saja tidak hanya itu, berbagai intrik di dalam proses tersebut dan permasalahan penyiaran secara umum dipaparkan dengan sangat cantik hingga kasus-kasus aktual yang terjadi di dunia nyata, dan kebanyakan membahas politik yang terjadi di Amerika Serikat.

Hal yang menarik bagi saya adalah Newsroom memaparkan berita yang memang secara nyata terjadi. Hal ini memudahkan penonton untuk terhubung dengan serial ini karena penonton tidak perlu dijelaskan kembali mengenai kejadian nyata tersebut dan mudah sekali akhirnya digabungkan dengan cerita fiktif intrik para karakter di dalamnya. Newsroom adalah serial hasil karya Aaron Sorkin – penulis yang sama yang memproduksi film Social Network.

Serial Newsroom menurut saya benar-benar menjadi corong Aaron untuk menyuarakan kegelisahannya mengenai kondisi dunia jurnalistik saat ini. Mungkin sebagai penulis generasi lama, yang menjunjung berbagai kaidah jurnalistik untuk menghasilkan sebuah berita, Aaron terusik dengan perkembangan media online yang mengutamakan kecepatan ketimbang kualitas atau fakta di balik berita tersebut. Hal ini menjadi semakin jelas di Season 3, yang juga menjadi season pamungkas serial ini. Aaron dengan jelas mengritik perkembangan media online seperti BuzzFeed yang bertindak sebagai citizen detective dan journalism yang alih-alih memaparkan berita malah akhirnya menggiring opini publik terhadap pelaku kejahatan yang ternyata terbukti tidak bersalah. “I don’t want to expand the definition of the news, I want to narrow it”, salah satu kalimat Charlie,pimred ACN,sebagai respon atas ide penggunaan metode crowdsourcing dalam pengumpulan berita.

Newsroom sudah menjadi salah satu serial favorit saya, dari sekian daftar panjang serial yang saya ikuti. Dan saya cukup menyayangkan bahwa serial ini akan segera berakhir. Ping-pong  dialog super cepat, Charlie Skinner yang memiliki tensi tinggi dan tentu saja Sloan – Don. Sejauh ini – masih tersisa 2 episode – saya memiliki 4 scene favorit yaitu :

  1. Pemberitaan Kebocoran Pengeboran Minyak Oleh BP
    ACN menjadi yang pertama memberitakan kasus BP Horizon
  2. Kasus Penembakan Gabriel Gifford
    CAN menjadi yang terakhir dan tetap tidak memberitakan kematian info “Gabby Gifford meninggal”
  3. Coach Rudy Scene
  4. Pernikahan Will+Mac+Ave Maria Performance
    Beautiful Wedding at Last

Bagi Anda yang sedang mencari daftar tontonan baru, mungkin The Newsroom cocok untuk Anda.

Op-ed

sumber : DailySocial.net

Teman-teman SMA saya yang akhirnya mengetahui bahwa saya menjalankan usaha sendiri ketimbang bekerja sebagai karyawan banyak yang bertanya bagaimana saya bisa berubah haluan. Bagaimana awalnya kepikiran untuk memulai bisnis dari awal. Mengapa ? Karena memulai bisnis sendiri setelah lulus kuliah di daerah kami belum dipandang sebagai pilihan yang lazim.

Dan begitu tidak lazimnya, bahkan bagi saya, karena hingga akhir 2010-pun sebenarnya saya masih belum kepikiran. Alih-alih kepikiran, saat itu malah saya sedang gencar-gencarnya memasukkan lamaran pekerjaan ke beberapa perusahaan. Hingga suatu malam Sabtu, komunitas Fowab mengadakan acara sesi sharing dengan beberapa orang yaitu Rama Mamuaya dari DailySocial, Selina Linman dari Urbanesia dan Satya dari Koprol !

Saat itu saya tidak tahu Koprol itu apa dan belum pernah menggunakan layanannya. Begitu juga dengan DailySocial, belum pernah membuka dan membaca berita yang ada disana. Sampai disana saya baru tahu kalau Koprol, adalah perusahaan teknologi yang baru saja diakuisisi oleh Yahoo! dan semua orang yang datang tampak excited.

Dalam diam, saya mendengarkan Rama,Selina dan Satya membagikan pengalaman mereka masing-masing dalam memulai usaha di bidang internet. Ini bukan sesi kuliah, jadi formatnya tidak formal. Mereka berbicara apa adanya, lancar sekali, tanpa maksud menggurui. Yang saya rasakan adalah ketika mereka membagikan pengalaman mereka tersebut, saya mendapati kesan jujur, kecintaan yang amat dalam dengan hal yang mereka lakukan tanpa rasa tinggi hati karena telah sampai pada posisi saat itu. Kata passion hari itu belum terlalu sering didengungkan sebagai alasan untuk mendirikan perusahaan. Tanpa mendengar kata passion, saya mendapati kesan mereka benar-benar menyukai hal yang mereka lakukan. Dan mereka menceritakan hal itu semua bukan dengan nada sombong tapi ingin membagikan personal experience mereka. Menggunakan perspektif orang pertama. Bagaimana seseorang bisa memilih pekerjaan yang ingin mereka kerjakan dan mecintai pekerjaan itu sekaligus ? Bagaimana mereka tidak pernah mengajak untuk jadi seperti mereka tapi tanpa sadar mereka menyalakan api semangat untuk menjadi seperti mereka ? Kenyataan itu benar-benar sesuatu hal yang baru bagi saya.

Berbagi personal experience dan pandangan pribadi merupakan hal yang penting menurut saya. Dengan bercerita dalam perspektif personal akan dapat memberikan pemahaman kepada orang lain mengapa kita melakukan sesuatu dengan cara tertentu. Pada beberapa kali kesempatan ( dan ini sangat sering Smile ) saya makan malam bareng dengan teman-teman di Radya Labs, tanpa terencana saya sering kali berbagi pandangan saya dan Tito, terutama mengenai perusahaan, masa-masa awal menjalankan perusahaan, menjadi seperti apa perusahaan ini nantinya dan berbagai pengalaman menghadapi klien. Buku apa yang saya baca, hal lain apa yang saya kerjakan diluar pekerjaan. Dan, biasanya perbincangan ini akhirnya menjadi dua arah, dan saya juga ikut mendengar berbagai pengalaman pribadi teman-teman yang membuat mereka akhirnya ‘mendarat’ di Radya Labs, mengerjakan apa yang mereka kerjakan sekarang atau memutuskan untuk tidak melakukan hal yang tidak dilakukan saat ini.

Kita semua punya pandangan ideal mengenai sesuatu. Dalam hal ini, saya punya pandangan ideal bagaimana Radya Labs berjalan dan arah mana yang ingin dituju. Ketimbang memaparkan secara formal kultur, visi atau misi perusahaan ini, saya lebih senang bercerita dan membagikan hal-hal yang sudah dan sedang terjadi dalam format yang lebih santai. Harapannya,teman-teman bisa memahami saya dengan sisi ‘manusia’ yang ada dalam diri saya dan pada akhirnya memahami mengapa saya menginginkan sesuatu, bagaimana Radya Labs ingin dijalankan dan bagaimana mereka dapat berperan di dalamnya.